SAY NO TO PLAGIARISM!
Dilarang Meng-copas Sebagian Atau Seluruh Isi Fanfic Punya Ai Tanpa Ijin Dari Ai. ^^
Harap Cantumkan Sumber Yang Jelas Jika Bermaksud Menyebarluaskan Fanfic Milik Ai.
Arigatou. :)
A Hunter X Hunter Fanfiction Story
Dilarang Meng-copas Sebagian Atau Seluruh Isi Fanfic Punya Ai Tanpa Ijin Dari Ai. ^^
Harap Cantumkan Sumber Yang Jelas Jika Bermaksud Menyebarluaskan Fanfic Milik Ai.
Arigatou. :)
A Hunter X Hunter Fanfiction Story
Dark Blood Rises
By : Ai-Ryuusa
Disclaimer by :
(of course) Yoshihiro
Togashi.
I just own Luna, Lynn and
another OC(?) then of course this story plot.
^^
Rated : T+
Genre :
Adventure/Friendship
Chara at This Chapter:
- Kurapika Kuruta
- Leorio Paladiknight
- Gon Freecss
- Killua Zaoldyeck
Warning :
- Dalam Fanfic ini mungkin akan
terdapat OOC dari Kurapika dan Leorio.
- Setting dan Time Scene dari
FanFic ini adalah 5 tahun pasca Genei Ryodan Arc.
Dengan kata lain usia Gon dan
Co. adalah :
- Gon Freecss : 17 tahun
- Killua Zaoldyeck : 17
tahun
- Kurapika Kuruta : 22 tahun
- Leorio Paladiknight : 24
tahun
- Jadi mohon diabaikan Arc. HxH
yang setelahnya. :P
*Maaf
yah, Yoshihiro Togashi-sensei. /(u,u)
Summary
:
Lima
(5) tahun pasca Genei Ryodan Arc, Gon dan kawan-kawan memutuskan
untuk mengadakan Reuni di Oxillorve City.
Tapi
dalam perjalanan pulang secara mengejutkan mereka bertemu dengan
seorang gadis yang memiliki Dark Blood Curse dalam tubuhnya.
Petualangan baru mereka semua dimulai ketika mereka berempat berusaha
membebaskan gadis tersebut dari kutukannya.
Di
luar dugaan, ternyata keputusan Gon dan ketiga temannya untuk
menolong gadis tersebut justru membawa mereka kedalam petualangan
besar yang dapat membahayakan nyawa mereka karena mereka akan
berhadapan secara langsung dengan Darkness Evil Kingdom Organization,
sebuah organisasi kegelapan yang berusaha untuk menangkap gadis itu
dan menjadikannya sebagai Dark Queen di kerajaan mereka untuk
menguasai dunia.
Lantas
bagaimanakah petualangan Gon, Killua, Kurapika, dan Leorio kali ini?
Akankah mereka berhasil menolong gadis itu tanpa mengorbankan
persahabatan mereka?
Yuk,
mulai ceritanya yah, Minna-san.
^^
***
Chapter 1 : Unforgetable x
Historical x Reunion
OPENING
Normal PoV
{Oxilorve City}
{Oxilorve City}
Pagi ini adalah saat yang
bersejarah bagi Gon dan kawan-kawan karena sebentar lagi mereka akan
mengadakan acara reuni khusus di Oxilorve City tepatnya di Sunflakes
Restaurant, sebuah restoran khusus berkelas VIP yang menjadi tempat
para Hunter berkumpul dan bertukar informasi.
Yah, semenjak Gon dan
kawan-kawan berpisah di York Shin City pasca insiden Genei Ryodan,
mereka hampir tidak pernah bertemu kembali. Dan akhirnya setelah 5
tahun mereka tidak bertemu, mereka berempat memutuskan untuk bertemu
di tempat ini, Sunflakes Restaurant Oxilorve City.
Pukul 09.45
{SunFlakes
Restaurant}
Kurapika Kuruta, pemuda
berambut pirang itu terlihat sedang duduk sambil membaca bukunya di
sebuah kursi. Di depannya terlihat sebuah meja makan kayu berukiran
kuno dengan tulisan angka 6 yang besar terbordir jelas di kain
penutupnya.
Ekspresinya yang tenang dan
kalem itu membuatnya terlihat sangat elegan. Jika dideskripsikan,
penampilan Kurapika saat ini mirip sekali dengan penggambaran
pangeran tampan yang ada di dongeng.
Yep, yang jelas penampilannya
saat ini, tentu sangat berbeda dengan penampilannya saat masih
menjadi Bodyguard Keluarga Nostrad. Waktu itu Kurapika masih berusia
17 tahun dan dari segi penampilan, ia lebih terlihat seperti seorang
remaja putri dibandingkan remaja laki-laki.
“Silahkan, ini daftar
menunya, Tuan. Boleh saya tahu apa yang ingin Anda pesan?” tanya
seorang wanita. Dari penampilannya, jelas terlihat bahwa ia adalah
salah seorang waitress di Restoran Sunflakes.
“ Hnn... Saat ini aku masih
menunggu teman-temanku. Aku akan memesan saat mereka datang. Jadi,
untuk saat ini kau bisa pergi melayani tamu-tamu lainnya,” ucap
Kurapika tegas dengan suara pelan, sambil terus membaca bukunya.
Sang pelayan pun pergi sambil
menggerutu. Sikap Kurapika yang dingin rupanya telah membuatnya
kesal.
Ya, itulah Kurapika. Seorang
pria dengan karakter yang dingin. Dan bisa ditebak, terkadang
sikapnya itu membuat orang-orang yang baru mengenalnya menganggap
bahwa dia adalah orang yang menjengkelkan dan tidak peduli pada orang
yang ada di sekitarnya. Padahal sesungguhnya Kurapika adalah sosok
yang sangat peduli terhadap kawan-kawannya.
Tak berapa lama kemudian…
“Kurapika! Di sini!”
Terlihat seorang remaja
laki-laki yang memakai kemeja hijau dengan corak garis berwarna hitam
dan celana jeans panjang berwarna hitam, remaja laki-laki itu bernama
Gon Freecss.
Gon berteriak memanggil
Kurapika sambil melambaikan tangannya dengan ceria. Kurapika menatap
Gon dari tempat duduknya sambil tersenyum lembut setelah mendengar
namanya dipanggil.
Bhuk!
“Dasar bodoh! Jangan
berteriak-teriak begitu, Gon! Bisa-bisanya kau berteriak di tempat
yang berkelas tinggi seperti ini! Kau mempermalukanku tahu!”
Tak berselang lama setelah
kemunculan Gon, seorang remaja laki-laki berambut silver datang
menghampiri Gon lalu memukul kepalanya.
“Killua, ada apa denganmu?
Kenapa tiba-tiba datang dan memukul kepalaku sambil marah-marah?!”
seru Gon kesakitan sambil terus memegangi kepalanya.
Perilaku mereka yang
menghebohkan itu terang saja membuat semua pengunjung di Restoran
SunFlakes terkejut dan menoleh ke arah mereka. Meskipun demikian, Gon
dan Killua masih saja melanjutkan pertengkaran mereka.
“Sudahlah, hentikan
teman-teman. Ternyata sampai sekarang kalian masih belum berubah.
Tetap sama seperti dulu.” Kurapika menghampiri mereka berdua
sambil tertawa kecil kemudian menepuk bahu Gon & Killua.
“Ayo, kita duduk. Aku sudah
menyewa tempat untuk acara kita hari ini,” ucap Kurapika ramah
sambil berjalan ke meja mereka.
Kurang lebih 5 menit kemudian,
mereka sampai di tempat yang sebelumnya telah dipesan oleh Kurapika.
Mereka pun duduk dan mulai berbincang sambil meminum teh hangat yang
baru saja diantarkan oleh pelayan Restoran Sunflakes sebagai sambutan
selamat datang.
“Eh, Kurapika. Kok
sepertinya aku belum melihat Leorio. Bukankah kau juga sudah mengirim
e-mail padanya untuk datang hari ini?" tanya Gon sambil terus
memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.
“Heh, nani?! Siapa katamu,
Gon? Oh, ya ya. Aku ingat, Pak tua itu maksudmu?” Seperti
biasanya Killua menanggapi pertanyaan Gon dengan santai sambil terus
menyeruput teh hangatnya.
"Killua, jangan berkata
begitu. Leorio kan juga teman kita," jawab Gon. Sementara
Killua sedang asyik membuka Snack Chocorobokun favoritnya.
"Soal e-mail itu, sudah
kukirimkan pada Leorio. Katanya dia juga akan datang," kata
Kurapika singkat. "Ha..ah. Sepertinya dia juga belum berubah,
selalu terlambat dan ceroboh," lanjut Kurapika, sesaat sebelum
mulai membaca bukunya kembali.
Sambil menunggu Leorio, mereka
bertiga memesan kue dan makanan ringan untuk menahan lapar kemudian
melanjutkan obrolan mereka. Mereka bertiga terlihat sangat menikmati
saat-saat itu.
~ Sementara itu, di tempat
Leorio ~
Drap... Drap...
"Whoa, aku terlambat!
Gawat. Aku akan membuat mereka menunggu lama!"
Di tengah keramaian Oxillorve
City siang itu, seorang pria berlari menyusuri jalanan Oxillorve City
dengan tergesa-gesa sambil menggerutu. Pria berkacamata dengan
potongan rambut hitam pendek itu mengenakan jas dan celana panjang
hitam dan membawa tas koper yang berwarna hitam. Sudah bisa ditebak,
pria berkacamata itu adalah Leorio Paladiknight.
Sesekali Leorio melihat jam
tangannya yang menunjukkan Pukul 10.00 pagi , sambil terus berlari
dengan panik.
Tiba-tiba...
Bruk!
Leorio menabrak seseorang. Ia
dan orang yang ditabraknya jatuh terpelanting ke jalanan yang keras.
Leorio segera berdiri dan dengan gusar ia meneriaki orang yang
ditabraknya.
"Hey! Ada apa denganmu? Apa kau tahu yang telah kau lakukan? Menabrak orang
sembara..." Kata-kata marah Leorio pun terhenti setelah ia
melihat siapa yang ditabrak olehnya, wajahnya memerah.
"Astaga, maaf. Tadi
aku buru-buru, jadi tidak melihatmu di sana dan akhirnya menabrakmu."
Leorio berusaha menutupi rasa malunya dengan meminta maaf sambil
menggaruk kepalanya.
"Dasar bodoh! Tak bisakah
kau lebih berhati-hati? Masa aku yang sebesar ini sama sekali tak
terlihat olehmu? Sekarang lihat akibat perbuatanmu! Semua
barang-barangku terjatuh dan berserakan di mana-mana! Dan... Awh...
Kepalaku rasanya sakit sekali."
Gadis itu marah karena sangat
kesal pada Leorio yang sudah menabraknya. Sambil terus memegangi
kepalanya yang masih terasa sakit, perlahan ia memasukkan
barang-barangnya yang serakan di jalan ke kotak obat yang dibawanya.
Kotak itu berukuran 25x15x15 cm dengan tanda palang (+) berwarna
merah di bagian depannya.
"Dasar gadis tempramental! Bukankah aku sudah minta maaf?! Berhentilah marah-marah! Baik, baik. Aku akan membantumu membereskan barang-barangmu!" seru
Leorio sambil membantu gadis itu memasukkan barang-barangnya.
"Aku tak butuh bantuanmu.
Pergilah!" jawab gadis itu ketus. Tapi, meski demikian Leorio
masih terus membantu gadis tersebut merapikan barang-barangnya.
"Sudahlah, ini bentuk
rasa tanggung jawabku dan permintaan maafku." Jawaban tegas
Leorio yang sedang kesal itu membuat sang gadis terdiam sejenak.
Sambil membereskan
barang-barang gadis yang baru saja ditabraknya, Leorio memperhatikan
benda yang berserakan itu. Jika diperhatikan barang yang berserakan
itu berupa bungkusan plastik kecil transparan yang berisi beberapa
pack kaplet.
"Ini... Aspirint. Obat
penghilang rasa sakit. Dan jumlahnya banyak sekali," pikir
Leorio. "Untuk apa dia membawa banyak obat penghilang rasa sakit? Apa untuk dipakainya sendiri?" Sekali lagi Leorio
memperhatikan penampilan gadis tersebut.
"Tidak. Itu tidak
mungkin. Dia tak mungkin memakainya sendiri. Dari penampilannya,
dress yang dipakainya, kotak obat itu, juga hiasan kepala yang
dikenakannya. Sepertinya, dia adalah seorang perawat. Jika benar
seperti itu, ada kemungkinan semua obat yang dibawanya akan diberikan
untuk pasiennya." Leorio masih sibuk dengan pikirannya
sendiri.
"Terima kasih. Semua sudah
beres. Berhati-hatilah lain kali agar tidak merepotkan orang lain
lagi," jawab gadis itu, suaranya seketika membuyarkan lamunan
Leorio.
"Iya, iya. Sekali lagi
maafkan aku. Ayo aku bantu kau berdiri." Leorio mengulurkan
tangannya untuk membantu gadis yang masih bersimpuh di tepian jalan
itu untuk berdiri. Gadis itu menyambut uluran tangan Leorio,
tetapi...
"Awh! Kakiku..."
Saat berusaha untuk berdiri, gadis itu mengerang kesakitan sambil
memegangi pergelangan kakinya.
"Nona, sepertinya
pergelangan kakimu terkilir. Jangan khawatir, aku seorang dokter aku
bisa membantumu." Leorio tampak sedikit terkejut namun dengan
sigap ia segera menawarkan bantuan.
"Tidak perlu. Pergi sana.
Aku tak butuh bantuanmu. Semuanya karena kau! Kakiku terkilir
sekarang!" erang gadis itu. Ia kembali memarahi Leorio dengan
wajah yang terlihat kesakitan.
"Kau ini berisik sekali!
Kenapa kau terus memarahiku? Asal kau tahu saja, sebenarnya aku
juga menyesal karena telah membuatmu seperti ini. Itulah alasanku
ingin membantumu," sahut Leorio dengan nada bicara meninggi.
Gadis itu tertegun dan kembali terdiam.
“Uhm.. Baiklah jika kau
memang ingin membantu, bawa aku ke sana.” Gadis itu menunjuk ke
arah Taman Kota Oxilorve yang berada di seberang mereka. Tanpa banyak
bicara Leorio menggendong gadis itu dan membawanya ke taman tersebut.
Taman itu sangat indah dan
terlihat asri. Penuh dengan pepohonan dan berbagai jenis bunga yang
bermekaran. Selain itu, di tengah taman itu juga terdapat kolam air
mancur yang membuat udara di sana semakin sejuk.
Leorio membawa gadis itu ke
salah satu bangku taman kemudian mendudukannya di sana. Leorio
tersipu, ia membalikkan badannya dengan cepat. Sementara, gadis manis
itu hanya menundukkan kepalanya, wajahnya memerah. Suasana hening
sejenak.
"Kau bisa pergi. Dan...
terima kasih," sahut gadis itu pelan.
Leorio sedikit terkejut namun
dengan sigap dia membalikkan badannya ke arah gadis itu lalu berlutut
dan mulai memeriksa pergelangan kaki sang gadis yang terlihat bengkak
& memar.
"Hey! Kau tidak dengar
ya? Aku bilang padamu untuk pergi. Aku bisa atasi semua ini
sendirian. Berhentilah mengurusi masalah orang lain, Tuan Dokter
Pemarah yang Sok Tahu!" Sekali lagi Leorio dibentak oleh gadis
yang tak dikenalnya.
"Apa?! Dengar yah,
Aspirint Girl! Aku hanya mencoba membantu. Kenapa kau terus-terusan
marah padaku?" Leorio berdiri lalu berteriak. Leorio tak bisa
menahan emosinya lagi. Dia menganggap gadis yang berada di depannya
saat ini telah meremehkan kemampuannya sebagai seorang dokter.
"Aspirint Girl?! Sudah
cukup. Berhentilah memanggilku dengan sebutan aneh itu! Jika kau
tidak percaya, berdiri saja di situ dan perhatikan ini baik-baik,"
sahut sang gadis percaya diri. Sementara itu Leorio hanya melihat dan
memandang gadis yang berada di depannya itu dengan tatapan
meremehkan.
"Hah, hanya perawat tapi
dia begitu sombong,"ucap Leorio.
Guu... Guu...
Gadis itu berkonsentrasi lalu
memejamkan matanya dan mengatur nafasnya dengan tenang. Tak berselang
lama, muncullah pendaran aura berwarna biru tua keluar dari tubuhnya.
Perlahan dia membuka kotak obat di pangkuannya lalu mengambil sebuah
perban berwarna soft blue dan membalutkan perban tersebut ke
pergelangan kakinya yang sedang cidera. Setelah semua selesai, ia
membuka matanya perlahan, secara mengejutkan pendaran aura dari
tubuhnya menghilang dan segalanya terlihat normal kembali.
Gadis itu mulai menjejakkan
kakinya dan mencoba untuk berjalan.
Tap... Tap...
"Nah, bagaimana Tuan
Dokter Pemarah yang Ceroboh dan Sok Tahu? Sekarang aku sudah sembuh.
Lihat? Aku sudah bisa berjalan kembali. Lain kali jangan hanya
melihat dan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja."
Gadis itu berjalan mendekati Leorio, menatap tajam Leorio dengan
ekspresi tsunderenya yang khas. Leorio hanya bisa tertegun.
"Sudah yah, aku buru-buru.
Aku harus mencari sahabatku yang kabur dariku, dia pasti dalam
masalah besar. Oh ya, arigatou dan jangan menabrak orang lagi,"
lanjutnya.
Gadis itu berlalu begitu saja
setelah mengucapkan kata-kata perpisahan kepada Leorio. Sementara
Leorio masih tetap tertegun dengan posisi berdiri mematung dan
terdiam setelah melihat apa yang dilakukan gadis tadi. Ia merasa
kagum pada kemampuan pengobatan gadis itu.
"Hmm... Aspirint Girl, dia menggunakan nen untuk mengobati dirinya sendiri. Gadis yang
sangat menarik. Dan lagi caranya menatapku dengan tatapan tajam dan
ekspresi tsundere yang barusan itu benar-benar membuatku tak bisa
berhenti memikirkannya. Kuharap aku bisa bertemu lagi dengannya."
Sepertinya Leorio benar-benar tertarik pada gadis itu, dan terlihat
dia masih terus memikirkan wanita tersebut.
Bip... Bip...
Alarm jam tangan Leorio
berbunyi, menunjukkan Pukul 10.45.
"Ha..ah? Aku terlambat
45 menit. Celaka!" Leorio mulai panik lagi, kemudian berlari
secepat yang dia bisa ke Restoran SunFlakes tempat ketiga temannya
telah menunggu.
Normal POV
~ Sunflakes Restaurant
,Oxillorve City, Pukul 11.00 Pagi ~
"Ya, ampun. Ke mana sih,
Pak Tua itu? Kita sudah hampir mati bosan & kelaparan karena
menunggunya selama satu jam." Killua mulai gusar.
"Lihat, ChocoRoboKun
punyaku sudah hampir habis. Pasti Pak Tua itu sudah terlalu tua
sehingga sulit berjalan kemari," tambahnya. Killua mulai tidak
sabar dan dengan kesal terus marah-marah sendiri sambil menunjuk 10
box ChocoRoboKun-nya yang telah kosong.
"Bersabarlah, Killua.
Mungkin Leorio sedang ada masalah darurat. Sekarang dia sudah menjadi
seorang dokter, kan? Pasti dia sangat sibuk." Gon mencoba
menenangkan Killua yang masih marah-marah.
Prek!
"Baik akan kucoba
menelponnya." Kurapika menutup buku yang sedang dibacanya
kemudian mengambil ponsel dari tas kecil yang dibawanya. Tepat saat
Kurapika hendak menelpon Leorio, tiba-tiba...
Terdengar suara pintu dibuka
dengan keras. Dan terlihatlah Leorio dengan penampilan yang
mengejutkan. Wajah yang terlihat kelelahan, tatanan rambut yang
berantakan, juga baju yang kelihatan sangat kotor. Tentu hal itu
membuat kawan-kawannya terkejut.
Gon terdiam karena sangat heran
melihat kondisi Leorio, sedangkan Killua justru tertawa keras begitu
melihat penampilan temannya yang baru datang itu, dan Kurapika hanya
melihat Leorio dari tempat duduknya sambil menghela nafas panjang
seakan sudah memperkirakan bahwa hal itu akan terjadi.
Melihat kondisi Leorio, Gon
menghampirinya, menepuk-nepuk wajah dan pakaian kawan lamanya itu,
lalu berkata, "Le...Leorio, apa ini benar-benar kau?"
"Sudahlah, Gon. Hentikan
itu, ini aku Leorio dan aku baik-baik saja," ujar Leorio sambil
menepis pelan tangan Gon dari wajah dan pakaiannya, berusaha untuk
meyakinkan Gon bahwa dirinya baik-baik saja.
"Baiklah, lihat di sana
yang lain sudah menunggu. Ayo!" Gon berkata dengan ramah dan
mendorong tubuh Leorio dari arah belakang menuju ke tempat
teman-temannya berada. Sekilas Leorio melihat ke arah ke dua orang
temannya yang sedang duduk di kursi mereka. Kurapika menatap Gon dan
Leorio dengan senyuman tipis sedangkan Killua justru tertawa semakin
keras saat melihat mereka berdua.
Sekitar 2 menit kemudian Gon
dan Leorio sampai di meja mereka. Leorio mendapat kata sambutan dari
Killua.
"Akhirnya, Pak Tua ini
datang juga. Kupikir kau sudah tidak lagi sanggup berjalan kemari.
Haha..." Killua mengejek Leorio sambil tertawa.
Belum sempat Leorio menjawab
sambutan Killua, Kurapika berkata dengan nada sinis. "Huh, dasar bodoh! Dari mana saja kau? Hampir 1 jam kami menunggumu di
sini. Kenapa kau tidak pernah berubah? Selalu saja merepotkan orang
lain," kata Kurapika sambil memasukkan kembali ponselnya ke
dalam tasnya lalu membuka dan membaca kembali bukunya.
"Sudahlah, kalian ini
berisik sekali. Yang penting aku sudah datang kan? Lagipula jika
bukan karena Aspirint Girl yang kutemui tadi aku tidak akan terlambat
menemui kalian." Leorio berusaha membela diri karena terus
menerus dihujani sindiran oleh teman-temannya.
"Eh? Leorio. Siapa itu
Raspisin Girl yang kau bicarakan?" tanya Gon. Gon terlihat
manis dengan ekspresi bingung di wajahnya, ia memiringkan kepalanya
ke kiri saat bertanya kepada Leorio.
"Gon. Yang benar itu
Aspirint bukan Raspisin," kata Kurapika menanggapi pertanyaan Gon
yang sebenarnya ditujukan untuk Leorio. Gon terlihat masih bingung.
"Dalam dunia kedokteran,
Aspirint adalah obat penahan rasa sakit," tambah Kurapika sambil
melihat ke arah Gon dan tersenyum padanya.
"Oh, nama obat yah?
Tapi tadi Leorio bilang Ras... Eh, Aspirin Girl? Apa hubungannya?" ulang Gon dengan penasaran sambil terus memandangi Kurapika
yang kembali membaca bukunya.
Setelah mendengar pertanyaan
Gon, Kurapika menoleh pada Gon dan mengangkat bahunya, menandakan
bahwa sebenarnya dia juga tidak tahu apa-apa mengenai Aspirint Girl
yang baru saja disebut oleh Leorio.
"Dasar Gon. Kau itu
terlalu polos, jawabannya mudah. Pak Tua ini pasti menggodai gadis
lain lagi dan menjadikannya sebagai alasan pelarian agar kita tak
marah padanya. Kau tahu kan kebiasaannya. Hehehe..." Killua
kembali menyindir Leorio sambil terkikik kecil.
"Heh, anak kecil! Jaga
bicaramu dan berhentilah memanggilku dengan sebutan Pak Tua. Kalau
bukan karena gadis itu, aku pasti takkan terlambat!" bentak
Leorio yang tidak dapat menerima sindiran tajam dari Killua.
"Lalu kau mau apa, Hah?"
Killua masih bersikap santai. Dia duduk dan menyilangkan kedua
tangannya di depan dadanya.
"Cih, bocah ini!"
gerutu Leorio geram. Perasaan kesal Leorio memuncak ,dia beranjak
dari tempat duduknya kemudian melipat lengan bajunya dan mengepalkan
tangannya hendak memukul Killua.
"Hentikan! Hentikan
teman-teman. Kita berada di sini bukan untuk bertengkar. Ingat?"
Gon menghadang Leorio, berusaha menenangkan Leorio, sedangkan Killua
masih saja bersikap seolah tak tahu apa-apa dengan wajah tak berdosa
dan sibuk melahap Snack ChocoRoboKun-nya yang terakhir. Sementara
itu, Kurapika masih sibuk membaca bukunya. Seketika Restoran
SunFlakes yang tadinya tenang mendadak ramai saat empat sekawan yang
lama tidak berjumpa itu kembali bertemu.
Siang itu, Restoran SunFlakes
menjadi saksi bisu atas terjadinya suatu peristiwa bersejarah bagi
Gon dan Co. karena di sinilah awal dari petualangan baru mereka.
Petualangan yang membuat mereka harus mempertaruhkan segala yang
mereka miliki, termasuk PERSAHABATAN mereka.
~ EPILOG CHAPTER 1 ~
"Mereka
adalah orang-orang yang menarik. Orang-orang yang selama ini kucari.
Yah, itu benar. Pasti tidak salah lagi. Aku sangat yakin bahwa
mereka berempat pasti bisa membantuku, teman-temanku dan juga
rakyatku. Aku, aku harus menemui mereka."
Sementara
Gon & Co. menghabiskan siang hari mereka dengan tertawa bersama
dan bercerita mengenai hal-hal menarik yang telah mereka lalui selama
mereka tidak berjumpa. Seseorang yang misterius terus memperhatikan
mereka dari balik jendela Restoran SunFlakes, Oxillorve City.
"?!"
Kurapika
tersentak dan dengan reflek cepat menoleh ke arah jendela. Ia merasa
ada seseorang yang terus memperhatikan gerak-geriknya dan juga
teman-temannya. Akan tetapi saat dia menoleh dan memperhatikan
keadaan di luar jendela tersebut, yang ia lihat hanyalah beberapa
pejalan kaki yang nampak lalu lalang di jalanan Oxillorve City.
"Ada
apa, Kurapika?" tanya Gon pada Kurapika sambil memakan Tart
Cake hangat pesanan mereka yang baru saja datang.
"Tidak,
Gon. Tidak ada apa-apa." Kurapika tersenyum pada Gon, meski di
dalam hatinya masih menyimpan rasa penasaran atas perasaan aneh yang
baru saja dirasakannya beberapa saat lalu.
***
CHAPTER 1 END
To Be Continued
***
Next Chapter
CHAPTER 2
MYSTERIOUS X ZIRCON X NEW
FRIENDSHIP
***
A/N :
{Sesi Curhat(?)}
Yep!
Setelah Ai sempat hiatus selama berbulan-bulan lamanya.
Akhirnya Revisi yang kesekian kalinya ini pun selesai. XD
Nah, teman-teman dan para readers sekalian.
Seperti inilah Dark Blood Rises Chapter 1 setelah direvisi berulang-ulang (terutama untuk bagian Time Setting-nya) berdasarkan review baik dari para readers maupun rekan-rekan Author lain.
Semoga saja kali ini Fanfic-nya lebih baik & lebih enak untuk dibaca yah.
Minimal tidak membuat bingunglah.
:P
Kalau ternyata Fanfic ini masih kurang bagus, Ai selaku Author meminta maaf sekaligus mau meminta saran & kritik dari para readers sekalian agar kedepannya Fanfic ini bisa jauh lebih baik lagi.
Akhir kata, Ai cuma mau mengucapkan :
"Doumo Arigatou Gozaimasu, Minna-san."
Terima kasih bagi para readers yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk me-R&R(?) Dark Blood Rises Chapter 1 yah.
See ya at next Chapter, Minna-san.
Salam hangat,
Ai-Ryuusa
baik kak
BalasHapus