Rabu, 08 Oktober 2014

HxH Fanfiction : Dark Blood Rises Chapter 1


SAY NO TO PLAGIARISM!
Dilarang Meng-copas Sebagian Atau Seluruh Isi Fanfic Punya Ai Tanpa Ijin Dari Ai. ^^
Harap Cantumkan Sumber Yang Jelas Jika Bermaksud Menyebarluaskan Fanfic Milik Ai.
Arigatou. :) 


A Hunter X Hunter Fanfiction Story
Dark Blood Rises

By : Ai-Ryuusa


Disclaimer by :
(of course) Yoshihiro Togashi.
I just own Luna, Lynn and another OC(?) then of course this story plot.
^^


Rated : T+


Genre :
Adventure/Friendship


Chara at This Chapter:
- Kurapika Kuruta
- Leorio Paladiknight
- Gon Freecss
- Killua Zaoldyeck


Warning :
- Dalam Fanfic ini mungkin akan terdapat OOC dari Kurapika dan Leorio.
- Setting dan Time Scene dari FanFic ini adalah 5 tahun pasca Genei Ryodan Arc.


Dengan kata lain usia Gon dan Co. adalah :
- Gon Freecss : 17 tahun
- Killua Zaoldyeck : 17 tahun
- Kurapika Kuruta : 22 tahun
- Leorio Paladiknight : 24 tahun


- Jadi mohon diabaikan Arc. HxH yang setelahnya. :P
*Maaf yah, Yoshihiro Togashi-sensei. /(u,u)


Summary :
Lima (5) tahun pasca Genei Ryodan Arc, Gon dan kawan-kawan memutuskan untuk mengadakan Reuni di Oxillorve City.
Tapi dalam perjalanan pulang secara mengejutkan mereka bertemu dengan seorang gadis yang memiliki Dark Blood Curse dalam tubuhnya. Petualangan baru mereka semua dimulai ketika mereka berempat berusaha membebaskan gadis tersebut dari kutukannya.
Di luar dugaan, ternyata keputusan Gon dan ketiga temannya untuk menolong gadis tersebut justru membawa mereka kedalam petualangan besar yang dapat membahayakan nyawa mereka karena mereka akan berhadapan secara langsung dengan Darkness Evil Kingdom Organization, sebuah organisasi kegelapan yang berusaha untuk menangkap gadis itu dan menjadikannya sebagai Dark Queen di kerajaan mereka untuk menguasai dunia.
Lantas bagaimanakah petualangan Gon, Killua, Kurapika, dan Leorio kali ini? Akankah mereka berhasil menolong gadis itu tanpa mengorbankan persahabatan mereka?

Yuk, mulai ceritanya yah, Minna-san.
^^
***



Chapter 1 : Unforgetable x Historical x Reunion
OPENING
Normal PoV 
{Oxilorve City}



Pagi ini adalah saat yang bersejarah bagi Gon dan kawan-kawan karena sebentar lagi mereka akan mengadakan acara reuni khusus di Oxilorve City tepatnya di Sunflakes Restaurant, sebuah restoran khusus berkelas VIP yang menjadi tempat para Hunter berkumpul dan bertukar informasi.

Yah, semenjak Gon dan kawan-kawan berpisah di York Shin City pasca insiden Genei Ryodan, mereka hampir tidak pernah bertemu kembali. Dan akhirnya setelah 5 tahun mereka tidak bertemu, mereka berempat memutuskan untuk bertemu di tempat ini, Sunflakes Restaurant Oxilorve City.

Pukul 09.45 
{SunFlakes Restaurant}

Kurapika Kuruta, pemuda berambut pirang itu terlihat sedang duduk sambil membaca bukunya di sebuah kursi. Di depannya terlihat sebuah meja makan kayu berukiran kuno dengan tulisan angka 6 yang besar terbordir jelas di kain penutupnya.

Ekspresinya yang tenang dan kalem itu membuatnya terlihat sangat elegan. Jika dideskripsikan, penampilan Kurapika saat ini mirip sekali dengan penggambaran pangeran tampan yang ada di dongeng.

Yep, yang jelas penampilannya saat ini, tentu sangat berbeda dengan penampilannya saat masih menjadi Bodyguard Keluarga Nostrad. Waktu itu Kurapika masih berusia 17 tahun dan dari segi penampilan, ia lebih terlihat seperti seorang remaja putri dibandingkan remaja laki-laki.


“Silahkan, ini daftar menunya, Tuan. Boleh saya tahu apa yang ingin Anda pesan?” tanya seorang wanita. Dari penampilannya, jelas terlihat bahwa ia adalah salah seorang waitress di Restoran Sunflakes.


“ Hnn... Saat ini aku masih menunggu teman-temanku. Aku akan memesan saat mereka datang. Jadi, untuk saat ini kau bisa pergi melayani tamu-tamu lainnya,” ucap Kurapika tegas dengan suara pelan, sambil terus membaca bukunya.


Sang pelayan pun pergi sambil menggerutu. Sikap Kurapika yang dingin rupanya telah membuatnya kesal.

Ya, itulah Kurapika. Seorang pria dengan karakter yang dingin. Dan bisa ditebak, terkadang sikapnya itu membuat orang-orang yang baru mengenalnya menganggap bahwa dia adalah orang yang menjengkelkan dan tidak peduli pada orang yang ada di sekitarnya. Padahal sesungguhnya Kurapika adalah sosok yang sangat peduli terhadap kawan-kawannya.


Tak berapa lama kemudian…

“Kurapika! Di sini!”
Terlihat seorang remaja laki-laki yang memakai kemeja hijau dengan corak garis berwarna hitam dan celana jeans panjang berwarna hitam, remaja laki-laki itu bernama Gon Freecss.

Gon berteriak memanggil Kurapika sambil melambaikan tangannya dengan ceria. Kurapika menatap Gon dari tempat duduknya sambil tersenyum lembut setelah mendengar namanya dipanggil.

Bhuk!

“Dasar bodoh! Jangan berteriak-teriak begitu, Gon! Bisa-bisanya kau berteriak di tempat yang berkelas tinggi seperti ini! Kau mempermalukanku tahu!”

Tak berselang lama setelah kemunculan Gon, seorang remaja laki-laki berambut silver datang menghampiri Gon lalu memukul kepalanya.

“Killua, ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba datang dan memukul kepalaku sambil marah-marah?!” seru Gon kesakitan sambil terus memegangi kepalanya.

Perilaku mereka yang menghebohkan itu terang saja membuat semua pengunjung di Restoran SunFlakes terkejut dan menoleh ke arah mereka. Meskipun demikian, Gon dan Killua masih saja melanjutkan pertengkaran mereka.

“Sudahlah, hentikan teman-teman. Ternyata sampai sekarang kalian masih belum berubah. Tetap sama seperti dulu.” Kurapika menghampiri mereka berdua sambil tertawa kecil kemudian menepuk bahu Gon & Killua.

“Ayo, kita duduk. Aku sudah menyewa tempat untuk acara kita hari ini,” ucap Kurapika ramah sambil berjalan ke meja mereka.

Kurang lebih 5 menit kemudian, mereka sampai di tempat yang sebelumnya telah dipesan oleh Kurapika. Mereka pun duduk dan mulai berbincang sambil meminum teh hangat yang baru saja diantarkan oleh pelayan Restoran Sunflakes sebagai sambutan selamat datang.

“Eh, Kurapika. Kok sepertinya aku belum melihat Leorio. Bukankah kau juga sudah mengirim e-mail padanya untuk datang hari ini?" tanya Gon sambil terus memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.


“Heh, nani?! Siapa katamu, Gon? Oh, ya ya. Aku ingat, Pak tua itu maksudmu?” Seperti biasanya Killua menanggapi pertanyaan Gon dengan santai sambil terus menyeruput teh hangatnya.

"Killua, jangan berkata begitu. Leorio kan juga teman kita," jawab Gon. Sementara Killua sedang asyik membuka Snack Chocorobokun favoritnya.

"Soal e-mail itu, sudah kukirimkan pada Leorio. Katanya dia juga akan datang," kata Kurapika singkat. "Ha..ah. Sepertinya dia juga belum berubah, selalu terlambat dan ceroboh," lanjut Kurapika, sesaat sebelum mulai membaca bukunya kembali.

Sambil menunggu Leorio, mereka bertiga memesan kue dan makanan ringan untuk menahan lapar kemudian melanjutkan obrolan mereka. Mereka bertiga terlihat sangat menikmati saat-saat itu.

~ Sementara itu, di tempat Leorio ~

Drap... Drap...


"Whoa, aku terlambat! Gawat. Aku akan membuat mereka menunggu lama!"

Di tengah keramaian Oxillorve City siang itu, seorang pria berlari menyusuri jalanan Oxillorve City dengan tergesa-gesa sambil menggerutu. Pria berkacamata dengan potongan rambut hitam pendek itu mengenakan jas dan celana panjang hitam dan membawa tas koper yang berwarna hitam. Sudah bisa ditebak, pria berkacamata itu adalah Leorio Paladiknight.

Sesekali Leorio melihat jam tangannya yang menunjukkan Pukul 10.00 pagi , sambil terus berlari dengan panik.

Tiba-tiba...

Bruk!

Leorio menabrak seseorang. Ia dan orang yang ditabraknya jatuh terpelanting ke jalanan yang keras. Leorio segera berdiri dan dengan gusar ia meneriaki orang yang ditabraknya.


"Hey! Ada apa denganmu? Apa kau tahu yang telah kau lakukan? Menabrak orang sembara..." Kata-kata marah Leorio pun terhenti setelah ia melihat siapa yang ditabrak olehnya, wajahnya memerah.

"Astaga, maaf. Tadi aku buru-buru, jadi tidak melihatmu di sana dan akhirnya menabrakmu." Leorio berusaha menutupi rasa malunya dengan meminta maaf sambil menggaruk kepalanya.

"Dasar bodoh! Tak bisakah kau lebih berhati-hati? Masa aku yang sebesar ini sama sekali tak terlihat olehmu? Sekarang lihat akibat perbuatanmu! Semua barang-barangku terjatuh dan berserakan di mana-mana! Dan... Awh... Kepalaku rasanya sakit sekali."

Gadis itu marah karena sangat kesal pada Leorio yang sudah menabraknya. Sambil terus memegangi kepalanya yang masih terasa sakit, perlahan ia memasukkan barang-barangnya yang serakan di jalan ke kotak obat yang dibawanya. Kotak itu berukuran 25x15x15 cm dengan tanda palang (+) berwarna merah di bagian depannya.

"Dasar gadis tempramental! Bukankah aku sudah minta maaf?! Berhentilah marah-marah! Baik, baik. Aku akan membantumu membereskan barang-barangmu!" seru Leorio sambil membantu gadis itu memasukkan barang-barangnya.

"Aku tak butuh bantuanmu. Pergilah!" jawab gadis itu ketus. Tapi, meski demikian Leorio masih terus membantu gadis tersebut merapikan barang-barangnya.

"Sudahlah, ini bentuk rasa tanggung jawabku dan permintaan maafku." Jawaban tegas Leorio yang sedang kesal itu membuat sang gadis terdiam sejenak.

Sambil membereskan barang-barang gadis yang baru saja ditabraknya, Leorio memperhatikan benda yang berserakan itu. Jika diperhatikan barang yang berserakan itu berupa bungkusan plastik kecil transparan yang berisi beberapa pack kaplet.

"Ini... Aspirint. Obat penghilang rasa sakit. Dan jumlahnya banyak sekali," pikir Leorio. "Untuk apa dia membawa banyak obat penghilang rasa sakit? Apa untuk dipakainya sendiri?" Sekali lagi Leorio memperhatikan penampilan gadis tersebut.

"Tidak. Itu tidak mungkin. Dia tak mungkin memakainya sendiri. Dari penampilannya, dress yang dipakainya, kotak obat itu, juga hiasan kepala yang dikenakannya. Sepertinya, dia adalah seorang perawat. Jika benar seperti itu, ada kemungkinan semua obat yang dibawanya akan diberikan untuk pasiennya." Leorio masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Terima kasih. Semua sudah beres. Berhati-hatilah lain kali agar tidak merepotkan orang lain lagi," jawab gadis itu, suaranya seketika membuyarkan lamunan Leorio.

"Iya, iya. Sekali lagi maafkan aku. Ayo aku bantu kau berdiri." Leorio mengulurkan tangannya untuk membantu gadis yang masih bersimpuh di tepian jalan itu untuk berdiri. Gadis itu menyambut uluran tangan Leorio, tetapi...

"Awh! Kakiku..." Saat berusaha untuk berdiri, gadis itu mengerang kesakitan sambil memegangi pergelangan kakinya.

"Nona, sepertinya pergelangan kakimu terkilir. Jangan khawatir, aku seorang dokter aku bisa membantumu." Leorio tampak sedikit terkejut namun dengan sigap ia segera menawarkan bantuan.

"Tidak perlu. Pergi sana. Aku tak butuh bantuanmu. Semuanya karena kau! Kakiku terkilir sekarang!" erang gadis itu. Ia kembali memarahi Leorio dengan wajah yang terlihat kesakitan.

"Kau ini berisik sekali! Kenapa kau terus memarahiku? Asal kau tahu saja, sebenarnya aku juga menyesal karena telah membuatmu seperti ini. Itulah alasanku ingin membantumu," sahut Leorio dengan nada bicara meninggi. Gadis itu tertegun dan kembali terdiam.

“Uhm.. Baiklah jika kau memang ingin membantu, bawa aku ke sana.” Gadis itu menunjuk ke arah Taman Kota Oxilorve yang berada di seberang mereka. Tanpa banyak bicara Leorio menggendong gadis itu dan membawanya ke taman tersebut.

Taman itu sangat indah dan terlihat asri. Penuh dengan pepohonan dan berbagai jenis bunga yang bermekaran. Selain itu, di tengah taman itu juga terdapat kolam air mancur yang membuat udara di sana semakin sejuk.

Leorio membawa gadis itu ke salah satu bangku taman kemudian mendudukannya di sana. Leorio tersipu, ia membalikkan badannya dengan cepat. Sementara, gadis manis itu hanya menundukkan kepalanya, wajahnya memerah. Suasana hening sejenak.

"Kau bisa pergi. Dan... terima kasih," sahut gadis itu pelan.
Leorio sedikit terkejut namun dengan sigap dia membalikkan badannya ke arah gadis itu lalu berlutut dan mulai memeriksa pergelangan kaki sang gadis yang terlihat bengkak & memar.

"Hey! Kau tidak dengar ya? Aku bilang padamu untuk pergi. Aku bisa atasi semua ini sendirian. Berhentilah mengurusi masalah orang lain, Tuan Dokter Pemarah yang Sok Tahu!" Sekali lagi Leorio dibentak oleh gadis yang tak dikenalnya.

"Apa?! Dengar yah, Aspirint Girl! Aku hanya mencoba membantu. Kenapa kau terus-terusan marah padaku?" Leorio berdiri lalu berteriak. Leorio tak bisa menahan emosinya lagi. Dia menganggap gadis yang berada di depannya saat ini telah meremehkan kemampuannya sebagai seorang dokter.

"Aspirint Girl?! Sudah cukup. Berhentilah memanggilku dengan sebutan aneh itu! Jika kau tidak percaya, berdiri saja di situ dan perhatikan ini baik-baik," sahut sang gadis percaya diri. Sementara itu Leorio hanya melihat dan memandang gadis yang berada di depannya itu dengan tatapan meremehkan.

"Hah, hanya perawat tapi dia begitu sombong,"ucap Leorio.

Guu... Guu...

Gadis itu berkonsentrasi lalu memejamkan matanya dan mengatur nafasnya dengan tenang. Tak berselang lama, muncullah pendaran aura berwarna biru tua keluar dari tubuhnya. Perlahan dia membuka kotak obat di pangkuannya lalu mengambil sebuah perban berwarna soft blue dan membalutkan perban tersebut ke pergelangan kakinya yang sedang cidera. Setelah semua selesai, ia membuka matanya perlahan, secara mengejutkan pendaran aura dari tubuhnya menghilang dan segalanya terlihat normal kembali.
Gadis itu mulai menjejakkan kakinya dan mencoba untuk berjalan.

Tap... Tap...

"Nah, bagaimana Tuan Dokter Pemarah yang Ceroboh dan Sok Tahu? Sekarang aku sudah sembuh. Lihat? Aku sudah bisa berjalan kembali. Lain kali jangan hanya melihat dan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja." Gadis itu berjalan mendekati Leorio, menatap tajam Leorio dengan ekspresi tsunderenya yang khas. Leorio hanya bisa tertegun.

"Sudah yah, aku buru-buru. Aku harus mencari sahabatku yang kabur dariku, dia pasti dalam masalah besar. Oh ya, arigatou dan jangan menabrak orang lagi," lanjutnya.

Gadis itu berlalu begitu saja setelah mengucapkan kata-kata perpisahan kepada Leorio. Sementara Leorio masih tetap tertegun dengan posisi berdiri mematung dan terdiam setelah melihat apa yang dilakukan gadis tadi. Ia merasa kagum pada kemampuan pengobatan gadis itu.

"Hmm... Aspirint Girl, dia menggunakan nen untuk mengobati dirinya sendiri. Gadis yang sangat menarik. Dan lagi caranya menatapku dengan tatapan tajam dan ekspresi tsundere yang barusan itu benar-benar membuatku tak bisa berhenti memikirkannya. Kuharap aku bisa bertemu lagi dengannya." Sepertinya Leorio benar-benar tertarik pada gadis itu, dan terlihat dia masih terus memikirkan wanita tersebut.

Bip... Bip...
Alarm jam tangan Leorio berbunyi, menunjukkan Pukul 10.45.

"Ha..ah? Aku terlambat 45 menit. Celaka!" Leorio mulai panik lagi, kemudian berlari secepat yang dia bisa ke Restoran SunFlakes tempat ketiga temannya telah menunggu.

Normal POV
~ Sunflakes Restaurant ,Oxillorve City, Pukul 11.00 Pagi ~


"Ya, ampun. Ke mana sih, Pak Tua itu? Kita sudah hampir mati bosan & kelaparan karena menunggunya selama satu jam." Killua mulai gusar.
"Lihat, ChocoRoboKun punyaku sudah hampir habis. Pasti Pak Tua itu sudah terlalu tua sehingga sulit berjalan kemari," tambahnya. Killua mulai tidak sabar dan dengan kesal terus marah-marah sendiri sambil menunjuk 10 box ChocoRoboKun-nya yang telah kosong.

"Bersabarlah, Killua. Mungkin Leorio sedang ada masalah darurat. Sekarang dia sudah menjadi seorang dokter, kan? Pasti dia sangat sibuk." Gon mencoba menenangkan Killua yang masih marah-marah.

Prek!

"Baik akan kucoba menelponnya." Kurapika menutup buku yang sedang dibacanya kemudian mengambil ponsel dari tas kecil yang dibawanya. Tepat saat Kurapika hendak menelpon Leorio, tiba-tiba...

Terdengar suara pintu dibuka dengan keras. Dan terlihatlah Leorio dengan penampilan yang mengejutkan. Wajah yang terlihat kelelahan, tatanan rambut yang berantakan, juga baju yang kelihatan sangat kotor. Tentu hal itu membuat kawan-kawannya terkejut.

Gon terdiam karena sangat heran melihat kondisi Leorio, sedangkan Killua justru tertawa keras begitu melihat penampilan temannya yang baru datang itu, dan Kurapika hanya melihat Leorio dari tempat duduknya sambil menghela nafas panjang seakan sudah memperkirakan bahwa hal itu akan terjadi.

Melihat kondisi Leorio, Gon menghampirinya, menepuk-nepuk wajah dan pakaian kawan lamanya itu, lalu berkata, "Le...Leorio, apa ini benar-benar kau?"

"Sudahlah, Gon. Hentikan itu, ini aku Leorio dan aku baik-baik saja," ujar Leorio sambil menepis pelan tangan Gon dari wajah dan pakaiannya, berusaha untuk meyakinkan Gon bahwa dirinya baik-baik saja.

"Baiklah, lihat di sana yang lain sudah menunggu. Ayo!" Gon berkata dengan ramah dan mendorong tubuh Leorio dari arah belakang menuju ke tempat teman-temannya berada. Sekilas Leorio melihat ke arah ke dua orang temannya yang sedang duduk di kursi mereka. Kurapika menatap Gon dan Leorio dengan senyuman tipis sedangkan Killua justru tertawa semakin keras saat melihat mereka berdua.

Sekitar 2 menit kemudian Gon dan Leorio sampai di meja mereka. Leorio mendapat kata sambutan dari Killua.

"Akhirnya, Pak Tua ini datang juga. Kupikir kau sudah tidak lagi sanggup berjalan kemari. Haha..." Killua mengejek Leorio sambil tertawa.

Belum sempat Leorio menjawab sambutan Killua, Kurapika berkata dengan nada sinis. "Huh, dasar bodoh! Dari mana saja kau? Hampir 1 jam kami menunggumu di sini. Kenapa kau tidak pernah berubah? Selalu saja merepotkan orang lain," kata Kurapika sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tasnya lalu membuka dan membaca kembali bukunya.

"Sudahlah, kalian ini berisik sekali. Yang penting aku sudah datang kan? Lagipula jika bukan karena Aspirint Girl yang kutemui tadi aku tidak akan terlambat menemui kalian." Leorio berusaha membela diri karena terus menerus dihujani sindiran oleh teman-temannya.

"Eh? Leorio. Siapa itu Raspisin Girl yang kau bicarakan?" tanya Gon. Gon terlihat manis dengan ekspresi bingung di wajahnya, ia memiringkan kepalanya ke kiri saat bertanya kepada Leorio.

"Gon. Yang benar itu Aspirint bukan Raspisin," kata Kurapika menanggapi pertanyaan Gon yang sebenarnya ditujukan untuk Leorio. Gon terlihat masih bingung.

"Dalam dunia kedokteran, Aspirint adalah obat penahan rasa sakit," tambah Kurapika sambil melihat ke arah Gon dan tersenyum padanya.

"Oh, nama obat yah? Tapi tadi Leorio bilang Ras... Eh, Aspirin Girl? Apa hubungannya?" ulang Gon dengan penasaran sambil terus memandangi Kurapika yang kembali membaca bukunya.

Setelah mendengar pertanyaan Gon, Kurapika menoleh pada Gon dan mengangkat bahunya, menandakan bahwa sebenarnya dia juga tidak tahu apa-apa mengenai Aspirint Girl yang baru saja disebut oleh Leorio.

"Dasar Gon. Kau itu terlalu polos, jawabannya mudah. Pak Tua ini pasti menggodai gadis lain lagi dan menjadikannya sebagai alasan pelarian agar kita tak marah padanya. Kau tahu kan kebiasaannya. Hehehe..." Killua kembali menyindir Leorio sambil terkikik kecil.

"Heh, anak kecil! Jaga bicaramu dan berhentilah memanggilku dengan sebutan Pak Tua. Kalau bukan karena gadis itu, aku pasti takkan terlambat!" bentak Leorio yang tidak dapat menerima sindiran tajam dari Killua.

"Lalu kau mau apa, Hah?" Killua masih bersikap santai. Dia duduk dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Cih, bocah ini!" gerutu Leorio geram. Perasaan kesal Leorio memuncak ,dia beranjak dari tempat duduknya kemudian melipat lengan bajunya dan mengepalkan tangannya hendak memukul Killua.

"Hentikan! Hentikan teman-teman. Kita berada di sini bukan untuk bertengkar. Ingat?" Gon menghadang Leorio, berusaha menenangkan Leorio, sedangkan Killua masih saja bersikap seolah tak tahu apa-apa dengan wajah tak berdosa dan sibuk melahap Snack ChocoRoboKun-nya yang terakhir. Sementara itu, Kurapika masih sibuk membaca bukunya. Seketika Restoran SunFlakes yang tadinya tenang mendadak ramai saat empat sekawan yang lama tidak berjumpa itu kembali bertemu.

Siang itu, Restoran SunFlakes menjadi saksi bisu atas terjadinya suatu peristiwa bersejarah bagi Gon dan Co. karena di sinilah awal dari petualangan baru mereka. Petualangan yang membuat mereka harus mempertaruhkan segala yang mereka miliki, termasuk PERSAHABATAN mereka.


~ EPILOG CHAPTER 1 ~


"Mereka adalah orang-orang yang menarik. Orang-orang yang selama ini kucari. Yah, itu benar. Pasti tidak salah lagi. Aku sangat yakin bahwa mereka berempat pasti bisa membantuku, teman-temanku dan juga rakyatku. Aku, aku harus menemui mereka."

Sementara Gon & Co. menghabiskan siang hari mereka dengan tertawa bersama dan bercerita mengenai hal-hal menarik yang telah mereka lalui selama mereka tidak berjumpa. Seseorang yang misterius terus memperhatikan mereka dari balik jendela Restoran SunFlakes, Oxillorve City.

"?!"
Kurapika tersentak dan dengan reflek cepat menoleh ke arah jendela. Ia merasa ada seseorang yang terus memperhatikan gerak-geriknya dan juga teman-temannya. Akan tetapi saat dia menoleh dan memperhatikan keadaan di luar jendela tersebut, yang ia lihat hanyalah beberapa pejalan kaki yang nampak lalu lalang di jalanan Oxillorve City.

"Ada apa, Kurapika?" tanya Gon pada Kurapika sambil memakan Tart Cake hangat pesanan mereka yang baru saja datang.

"Tidak, Gon. Tidak ada apa-apa." Kurapika tersenyum pada Gon, meski di dalam hatinya masih menyimpan rasa penasaran atas perasaan aneh yang baru saja dirasakannya beberapa saat lalu.

***


CHAPTER 1 END
To Be Continued

***

Next Chapter
CHAPTER 2
MYSTERIOUS X ZIRCON X NEW FRIENDSHIP

***



A/N :
{Sesi Curhat(?)}


Yep!
Setelah Ai sempat hiatus selama berbulan-bulan lamanya.
Akhirnya Revisi yang kesekian kalinya ini pun selesai. XD



Nah, teman-teman dan para readers sekalian.
Seperti inilah Dark Blood Rises Chapter 1 setelah direvisi berulang-ulang (terutama untuk bagian Time Setting-nya) berdasarkan review baik dari para readers maupun rekan-rekan Author lain.
Semoga saja kali ini Fanfic-nya lebih baik & lebih enak untuk dibaca yah.
Minimal tidak membuat bingunglah.
:P
Kalau ternyata Fanfic ini masih kurang bagus, Ai selaku Author meminta maaf sekaligus mau meminta saran & kritik dari para readers sekalian agar kedepannya Fanfic ini bisa jauh lebih baik lagi.


Akhir kata, Ai cuma mau mengucapkan :


"Doumo Arigatou Gozaimasu, Minna-san."


Terima kasih bagi para readers yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk me-R&R(?) Dark Blood Rises Chapter 1 yah.
See ya at next Chapter, Minna-san.


Salam hangat,


Ai-Ryuusa

1 komentar: