Kamis, 09 Oktober 2014

Hunter x Hunter Fanfiction : Badboy VS Goodguy Chapter 1

SAY NO TO PLAGIARISM!
Dilarang Meng-copas Sebagian Atau Seluruh Isi Fanfic Punya Ai Tanpa Ijin Dari Ai. ^^
Harap Cantumkan Sumber Yang Jelas Jika Bermaksud Menyebarluaskan Fanfic Milik Ai.
Arigatou. :)
 
BADBOY VS GOODGUY
 
Summary :

Kurapika dan Hisoka di dunia nyata? Hmm... tidak mungkin? Coba pikirkan lagi. Apa yang terjadi jika mereka benar-benar ada di dunia nyata, maksudku coba pikirkan bagaimana jika beberapa teman kalian memiliki sifat yang sama seperti mereka.

Akankah kalian jatuh cinta pada mereka?
Seperti apa rasanya bila kalian jatuh cinta pada mereka berdua dan harus memilih salah satu di antara mereka?

***
Check This Out, Minna-san.
R&R please.
Arigatou.
:)
***

A Hunter X Hunter Fanfiction Story

Badboy VS Goodguy

Chapter 1 : First Sight (Henka Boy)

By : Ai-Ryuusa


Disclaimer :
I hope that I'm the owner of Hunter X Hunter.
But REMEMBER that Hunter X Hunter's owned by YOSHIHIRO TOGASHI

Rated :
T

Genre :
Friendship/Romance

Main Chara :
- Marinia Griffine (OC)
- Valerie Claire (OC)
- Kurapika Kuruta as Neo Ferdinand
- Hisoka as Jeremy Zictar

Warning :
- School AU.
- Ingat yah, setting tempat di story ini seakan-akan di dunia nyata. :P
- Rawan cerita yang membingungkan, karena tokoh utama (Kurapika & Hisoka) berubah nama (?) untuk itu silahkan baca dan diingat nama mereka di daftar chara yah.
- Fanfic Ai yang kali ini memang agak berbeda dari Fanfic yang biasanya, jadi hati-hati bingung. :P

Okay. Let's start it.

~~~~~~~~~~ Chapter 1 : FIRST SIGHT (HENKA BOY) ~~~~~~~~~~


Mungkin setiap orang akan mempunyai deskripsi berbeda tentang 'cowok', misalnya : tampan, tinggi, berbadan kekar dan banyak hal lagi. Tapi, buatku hanya ada 1 pendeskripsian yang tepat mengenai cowok.

Menurutku, cowok itu tidak harus tampan, dia juga tak harus berbadan kekar dan bertubuh tinggi. Aku memang tak mementingkan hal yang bersifat fisik. Yah, minimal cowok itu harus kalem, tenang, berpengetahuan luas, memiliki tutur kata yang halus dan tajam, tidak banyak bicara tapi perhatian, tegas, menyukai musik, pandai dan cerdas.

Wait!

Sepertinya, semua ciri-ciri yang kusebut tadi adalah ciri-ciri dari salah satu chara dari anime Hunter X Hunter (HXH) yah?

Well.

Memang itu semua ciri-ciri dari Kurapika Kuruta.
Kenapa Kurapika? Buatku Kurapika adalah tipe cowok menarik karena sifat kalem dan tingkat kecerdasan serta pengetahuannya yang luas itu sangat jarang dimiliki oleh cowok di dunia nyata.

Hehe...

Selain itu, ada satu lagi yang membuat aku sangat menyukai chara anime yang satu ini, yaitu sikap lemah lembutnya dan juga wajah 'cantiknya' yang memang menjadi ciri khas dari cowok bishounen. Meskipun memang tadinya buatku penampilan fisik itu berada di nomor kesekian, tapi aku sama sekali tak memungkiri bahwa hal ini juga penting.

Pokoknya, hanya 'cowok' yang memenuhi semua kriteria di ataslah yang akan benar-benar menjadi sosok 'cowok' di mataku. Aneh? Ya, memang itulah yang selalu dikatakan oleh semua temanku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

“Sudah aku bilang! Kamu nggak akan mungkin menemukan cowok dengan kriteria seperti itu!” ucap sahabatku dengan jengkel.

“Pasti ada, Val! Di dunia yang begini luas, pasti ada sosok cowok yang mendekati kriteria Kurapika-ku,” jawabku dengan yakin.

Aku menatap Valerie Blaire, sahabatku yang kini duduk di sebelahku. Valerie adalah salah satu cewek yang populer di fakultasku. Wajar saja, dia adalah salah satu anggota cheerleaders di kampus. Paras cantiknya dihiasi rambut curly berwarna hitam kecoklatan yang terurai panjang sepunggung. Tinggi Valerie sekitar 170 cm, tubuhnya langsing namun berisi. Sehari-hari, ia membalut tubuhnya dengan pakaian trendy yang terlihat sporty namun masih tetap terlihat anggun. Benar-benar cewek yang sempurna.

“Itu terlalu sempurna. Selama aku hidup di dunia ini, nggak ada satupun teman-teman cowokku yang memiliki kriteria-kriteria seperti itu. Wajah 'cantik', kalem, tutur katanya halus, nggak banyak bicara tapi perhatian. Yang benar saja! Kau yakin itu semua karakter cowok? Maksudku kalau benar ada tipe cowok seperti itu, dia itu nggak layak disebut sebagai cowok. Dia pasti akan lebih kelihatan seperti seorang cewek.” Valerie menjawab sambil tertawa dengan menutupi mulutnya.

“Maksudmu dia lebih kelihatan seperti cowok yang punya kelainan psikis? Itu namanya cowok bishounen. Bukan cowok aneh yang berdandan seperti cewek,” ucapku membela diri.

Valerie hanya menggelengkan kepalanya saat melihat kekeras kepalaanku.

“Marine, Marine. Sayang sekali. Padahal ada beberapa teman cowokku yang tertarik sama kamu. Tapi mereka malah mengurungkan niat mereka mendekatimu setelah mengetahui kriteria cowok yang kamu inginkan. Kalau begini terus, kamu nggak akan bisa mendapat pacar seumur hidupmu. Lagipula seandainya memang ada cowok seperti itu, kamu pasti akan cepat bosan,” sahut Valerie kecewa.

Dia memang mencoba menjodohkan aku dengan beberapa teman cowoknya, tapi selalu saja aku tolak mentah-mentah. Alasannya, karena mereka tidak seperti Kurapika. Sifat mereka keras, dengan gaya bicara yang kurang tertata dan yang utama mereka tidak bisa bersikap tenang/kalem.

“Aku nggak butuh pacar, Val. Aku butuh orang yang bisa menemaniku seumur hidup. Pacaran itu hanya untuk senang-senang dan main-main saja,” jawabku lagi. ”Lalu kamu bilang ,aku akan cepat bosan dengan tipe cowok seperti itu? Nggak mungkin aku bosan dengan cowok pendamping hidupku kelak, ” lanjutku sambil tersenyum.

“Hu...uh. Keras kepala. Pokoknya, ingat ya, Mar. Cowok dan cewek itu diciptakan untuk saling melengkapi. Itulah kenapa para cowok diciptakan dengan sifat yang sangat bertolak belakang dengan para cewek. Nah, seperti sebuah magnet. Selalu ada kutub Utara dan Selatan. Mereka hanya bisa bersatu saat ada 2 kutub yang saling berbeda dan sifatnya selalu bertolak belakang. Jika sebuah magnet memiliki kutub yang sama, maka 2 kutub itu akan saling terlontar ke arah yang berlawanan. Itu membuktikan bahwa cowok dan cewek yang memiliki sifat yang sama tidak akan bisa bersatu. Kamu mengerti?” jelas Valerie.

“Itu nggak membuktikan apapun, Val. Mana pakai penjelasan magnet segala lagi,” jawabku sambil menggembungkan pipiku.

“Valley, ayo makan siang. Aku yang traktir deh!” seru seorang cowok berambut hitam pendek dengan tubuh kira-kira setinggi 180-an cm, wajahnya cukup tampan kupikir. Yah , bila digambarkan dalam tokoh anime mirip dengan Shalnark, salah anggota dari Genei Ryodan.

“Eh, sudah dulu yah obrolannya. Sepertinya Gary sudah selesai kuliah,” bisik Valerie padaku. Ia melihat kepada cowok itu dan melambaikan tangan padanya.

“Cowok baru lagi?” tanyaku pada Valerie.
Seingatku, baru dua hari lalu dia putus dengan pacar lamanya dan sekarang dia sudah mendapat pacar baru. Gary, anak kelas sebelah, cukup terkenal di fakultas karena kemahirannya bermain basket.

“Hehe...” Valerie hanya tersenyum renyah, sementara secara tiba-tiba Gary sudah berdiri dan berada di depan tempat duduk kami.

“Oh, kamu... kamu teman Val yang kemarin. Siapa namamu? Aku lupa,” sapa Gary singkat.

“Ckck. Dasar cowok aneh yang nggak elegan. Masa nggak ingat namaku? Padahal kita sering ketemu kan.” batinku. “Marine. Namaku Marine,” jawabku ketus, membuat Gary merasa tidak enak.

“Marine. Ok, sorry yah, aku lupa,” jawab Gary sambil menjulurkan lidahnya. “Mau ikut makan siang nggak?”

“Nggak. Nggak perlu, deh. Thanks. Kalian pergi saja berdua,” jawabku sambil beranjak dari tempat dudukku. “Aku mau ke kelas lagi, ada kuliah sebentar lagi. Bye!” Aku pun mulai berlalu dari mereka berdua. Dan sekilas aku bisa melihat Val menggelengkan kepalanya, sementara Gary masih bingung dengan sikapku.

“Dasar cowok nggak peka. Apa dia nggak sadar sudah membuatku tersinggung? Lupa namaku, padahal aku sering membantunya mengerjakan paper. Huh... Dan dia cuma bilang 'sorry'? Cowok itu sama, menyebalkan! Beda sekali dengan Kurapika,” gumamku kesal.

Aku terus berjalan menuju ruang kelasku yang ada di lantai 2. Di tengah perjalanan ,aku mengambil MP3-ku, memasang earphone ,dan mendengarkan soundtrack dari HXH, Hotaru-Firefly. Aku mulai berjalan lagi. Keadaan terasa begitu tenang, aku pun sampai di depan ruang kelasku dan kudengar suara seseorang memanggilku. Aku melepas earphone yang terpasang di telinga kananku dan menoleh ke arah asal suara itu.

“Kakak, Kak Marine dari semester V kelas A, kan?” tegur seorang mahasiswi, tubuhnya mungil, wajahnya manis dan mata besarnya yang bundar semakin membuatnya semakin terlihat cute. Mungkin kalau dihubungkan dengan karakter anime, mirip sekali dengan tokoh Neon Nostrad dari Anime Hunter X Hunter.

“Ya, aku Marine dari kelas V/A. Kenapa yah?” jawabku singkat.

“Ini buat Kakak,” ucapnya sambil menyerahkan selembar surat. “Aku disuruh menyerahkan ini pada Kakak,” lanjutnya sambil tersenyum manis.

“Oh, kalau begitu thanks yah.” Aku berterima kasih sambil tersenyum balik.

“Sama-sama, Kakak datang yah.” Dia tersenyum lagi, lalu kembali masuk ke kelasnya.

Setelah pertemuan singkat itu, aku memasuki ruang kelasku yang terasa sangat sunyi dan sepi.

Harus aku akui, aku memang gadis yang aneh. Bertolak belakang dengan Valerie yang serba perfect. Dari segi fisik, aku menilai bahwa tidak ada yang menonjol dari diriku, wajahku tidak cantik, tapi aku juga tidak jelek. Aku memiliki rambut hitam pendek model bob dengan poni samping kanan. Tinggi badanku hanya sekitar 156 cm, tidak tinggi tapi juga tidak pendek, sedangkan bila dinilai dari segi penampilan, aku menyukai pakaian dengan trend fashion feminime yang chic dan simple, tapi aku benci bermake up.
Aku menyukai diriku yang apa adanya, tampil sederhana dengan wajah naturalku yang asli. Well, sejauh ini semuanya terasa biasa-biasa saja. Namun syukurlah disamping diriku yang biasa-biasa itu ,ada satu hal yang menonjol dariku yakni prestasi akademisku. Yah, bagi sebagian cowok, aku dinilai sebagai cewek yang pintar tapi menyebalkan dan membosankan. Setidaknya itu yang dikatakan oleh teman-teman cowok Valerie.

Seperti biasa, aku menyalakan lampu di ruang kelas sebelum duduk di kursi yang sudah disediakan. Aku duduk di kursi paling depan dengan posisi yang berhadapan dengan meja dosen pengajar. Sambil menunggu jam kuliah selanjutnya, dengan rasa penasaran aku membuka surat yang baru saja kudapatkan. Aku mengerutkan dahiku, selagi membaca surat itu.

“Hu..uh. Jadi undangan untuk seleksi lomba karya ilmiah. Aku sama sekali nggak berminat mengikuti hal semacam ini,” gumamku pelan sambil kembali melipat kertas itu dan memasukkannya ke dalam tas-ku. “Daripada mengikuti acara semacam itu, lebih baik aku fokus belajar agar studyku bisa cepat selesai.” Kali ini aku berkata sambil berdiri dan meregangkan badanku, kemudian duduk kembali sambil membaca buku catatan kuliahku dengan tenang.

Tap... Tap...

Aku mendengar suara langkah kaki memasuki ruangan. Sekilas aku mengalihkan pandanganku ke arah orang itu. Seorang cowok menggunakan kemeja kotak-kotak dan celana jeans longgar. Dia juga membawa tas ransel medium size. Aku tak terlalu memperhatikan wajahnya, yang jelas dia memakai kacamata dengan potongan rambut hitam yang agak panjang .

Setelah aku benar-benar yakin bahwa orang itu bukan dosen pengajar di kelasku, aku kembali membaca buku catatan kuliahku.

“Hey, kamu anak kelas A?” Cowok itu melayangkan pertanyaan singkat padaku.

Aku menoleh ke arah cowok itu. “He..em,” jawabku singkat sambil menganggukan kepalaku.
“Kamu juga ikut kuliah tambahan toh?” tanyanya lagi.
“Mmm... ya,” sambutku dengan nada datar.
“Kelasnya belum mulai nih. Masih lama, sekitar 10 menit lagi.” Cowok itu berbicara sendiri, sambil melihat jam tangannya. Sedangkan aku hanya mendengarkan dia bergumam, sambil kembali membaca catatanku.

Aku tahu anak itu. Uhm... maksudku cowok itu. Dia mahasiswa dari kelas sebelah, sekelas dengan Gary, pacar Vallerie. Aku tak tahu banyak sih soal dia. Yang kutahu, panggilannya Jeremy. Dia aktif dalam mengikuti acara-acara organisasi internal di fakultas. Cowok yang cukup menarik menurutku, tapi sikapnya yang angin-anginan dan suka berbohong tanpa jelas maksudnya itu membuatku benar-benar illfeel padanya.

"Huh... Jika nen itu ada di dunia ini, tipe nen anak ini pasti Henka. Persis dengan Hisoka, tokoh antagonis yang nggak begitu kusukai dalam Anime Hunter X Hunter," gumamku pelan sambil melihatnya sekilas.

Secara tiba-tiba, Jeremy menoleh ke arahku. Aku tersentak.

"Apa lihat-lihat? Naksir ya?" ucap cowok itu secara spontan dan blak-blakan sambil tersenyum jahil.

"Heh?! Enak aja! Siapa yang suka kamu? Baka!" jawabku sambil membuang muka.

" Ckckck... Serius banget sih kamu, Marine. Aku tahu kamu itu pintar, tapi jangan semua hal dianggap serius seperti materi kuliah dong. Aku cuma bercanda kan. Khu khu khu..." Cowok itu tiba-tiba berdiri di depanku. Dia tertawa lepas sambil memegangi perutnya.

"Cowok gila!" seruku jengkel. Aku berdiri lalu memukul bahu kanannya dengan buku di tanganku.

" Awh... Eh?! Sudah dong! Sakit tau!" Jeremy berlari keluar kelas sambil mengaduh kesakitan.

"Makanya lain kali jangan aneh-aneh deh!" Aku tersenyum puas lalu duduk kembali.

Tak berapa lama kemudian dosen pengajar pun datang, diikuti mahasiswa-mahasiswa lainnya. Aku melihat Jeremy kembali memasuki kelas. Seperti tak terjadi apa-apa, dia berjalan melewatiku dengan santai lalu mengambil kursi di barisan kedua.

Huh... Dasar cowok aneh yang nggak jelas,” gumamku pelan.

<To be continued>

A/N :

Moshi-moshi, Minna-san.
Arigatou sudah membaca fanfic ini yah. :D
Khusus untuk fanfic ini Ai terinspirasi dari dunia nyata lho.
(Terinspirasi, bukan kisah nyata/pengalaman Author XD).
Sebagai seorang anime lovers, Ai rasa wajar kalau kita mencari sosok cowok yang mirip dengan tokoh anime yang kita idolakan. Ya nggak? XD
Nah, inspirasinya dari sana.
XD
Karena Ai sangat suka dengan tokoh Kurapika Kuruta, akhirnya jadilah fanfic aneh(?) semacam ini XD
Kisahnya tentang seorang cewek yang mencari sosok Kurapika di dunia nyata …
(Meski tokoh Kurapika – Neo, baru muncul di Chapter 2)
Ai nggak tahu dengan pendapat Minna-san sekalian, tapi kok kalau semakin dibaca menurut Ai tokoh Jeremy ini lebih mirip dengan Killua dibandingkan dengan Hisoka yah ?
:P
Mungkin harusnya dari awal Ai buat Jeremy ini Killua kali yah ?
XDD
*dihajar Killua FC
Berhubung ini Fanfic Hisoka(?) pertama yang Ai buat, jadi pasti banyak OOC dari Hisoka.
Gomen ne, Hisoka FC.
Yah, apapun yang Minna-san pikirkan, Ai harap kalian menikmati(?) Fanfic ini.
Doumo Arigatou Gozaimasu.
Nantikan Chapter 2 yah.
^_^
Jangan lupa tinggalkan jejak(?) Minna-san yang sudah membaca Fanfic ini dengan memberi Review. Review yang baik atau buruk akan Ai terima, apalagi kalau Minna-san memberi kritik & saran, Ai malah lebih berterima kasih lagi. :)
Jaa Nee! :D

Salam hangat,


Ai-Ryuusa

Rabu, 08 Oktober 2014

HxH Fanfiction : Dark Blood Rises Chapter 1


SAY NO TO PLAGIARISM!
Dilarang Meng-copas Sebagian Atau Seluruh Isi Fanfic Punya Ai Tanpa Ijin Dari Ai. ^^
Harap Cantumkan Sumber Yang Jelas Jika Bermaksud Menyebarluaskan Fanfic Milik Ai.
Arigatou. :) 


A Hunter X Hunter Fanfiction Story
Dark Blood Rises

By : Ai-Ryuusa


Disclaimer by :
(of course) Yoshihiro Togashi.
I just own Luna, Lynn and another OC(?) then of course this story plot.
^^


Rated : T+


Genre :
Adventure/Friendship


Chara at This Chapter:
- Kurapika Kuruta
- Leorio Paladiknight
- Gon Freecss
- Killua Zaoldyeck


Warning :
- Dalam Fanfic ini mungkin akan terdapat OOC dari Kurapika dan Leorio.
- Setting dan Time Scene dari FanFic ini adalah 5 tahun pasca Genei Ryodan Arc.


Dengan kata lain usia Gon dan Co. adalah :
- Gon Freecss : 17 tahun
- Killua Zaoldyeck : 17 tahun
- Kurapika Kuruta : 22 tahun
- Leorio Paladiknight : 24 tahun


- Jadi mohon diabaikan Arc. HxH yang setelahnya. :P
*Maaf yah, Yoshihiro Togashi-sensei. /(u,u)


Summary :
Lima (5) tahun pasca Genei Ryodan Arc, Gon dan kawan-kawan memutuskan untuk mengadakan Reuni di Oxillorve City.
Tapi dalam perjalanan pulang secara mengejutkan mereka bertemu dengan seorang gadis yang memiliki Dark Blood Curse dalam tubuhnya. Petualangan baru mereka semua dimulai ketika mereka berempat berusaha membebaskan gadis tersebut dari kutukannya.
Di luar dugaan, ternyata keputusan Gon dan ketiga temannya untuk menolong gadis tersebut justru membawa mereka kedalam petualangan besar yang dapat membahayakan nyawa mereka karena mereka akan berhadapan secara langsung dengan Darkness Evil Kingdom Organization, sebuah organisasi kegelapan yang berusaha untuk menangkap gadis itu dan menjadikannya sebagai Dark Queen di kerajaan mereka untuk menguasai dunia.
Lantas bagaimanakah petualangan Gon, Killua, Kurapika, dan Leorio kali ini? Akankah mereka berhasil menolong gadis itu tanpa mengorbankan persahabatan mereka?

Yuk, mulai ceritanya yah, Minna-san.
^^
***



Chapter 1 : Unforgetable x Historical x Reunion
OPENING
Normal PoV 
{Oxilorve City}



Pagi ini adalah saat yang bersejarah bagi Gon dan kawan-kawan karena sebentar lagi mereka akan mengadakan acara reuni khusus di Oxilorve City tepatnya di Sunflakes Restaurant, sebuah restoran khusus berkelas VIP yang menjadi tempat para Hunter berkumpul dan bertukar informasi.

Yah, semenjak Gon dan kawan-kawan berpisah di York Shin City pasca insiden Genei Ryodan, mereka hampir tidak pernah bertemu kembali. Dan akhirnya setelah 5 tahun mereka tidak bertemu, mereka berempat memutuskan untuk bertemu di tempat ini, Sunflakes Restaurant Oxilorve City.

Pukul 09.45 
{SunFlakes Restaurant}

Kurapika Kuruta, pemuda berambut pirang itu terlihat sedang duduk sambil membaca bukunya di sebuah kursi. Di depannya terlihat sebuah meja makan kayu berukiran kuno dengan tulisan angka 6 yang besar terbordir jelas di kain penutupnya.

Ekspresinya yang tenang dan kalem itu membuatnya terlihat sangat elegan. Jika dideskripsikan, penampilan Kurapika saat ini mirip sekali dengan penggambaran pangeran tampan yang ada di dongeng.

Yep, yang jelas penampilannya saat ini, tentu sangat berbeda dengan penampilannya saat masih menjadi Bodyguard Keluarga Nostrad. Waktu itu Kurapika masih berusia 17 tahun dan dari segi penampilan, ia lebih terlihat seperti seorang remaja putri dibandingkan remaja laki-laki.


“Silahkan, ini daftar menunya, Tuan. Boleh saya tahu apa yang ingin Anda pesan?” tanya seorang wanita. Dari penampilannya, jelas terlihat bahwa ia adalah salah seorang waitress di Restoran Sunflakes.


“ Hnn... Saat ini aku masih menunggu teman-temanku. Aku akan memesan saat mereka datang. Jadi, untuk saat ini kau bisa pergi melayani tamu-tamu lainnya,” ucap Kurapika tegas dengan suara pelan, sambil terus membaca bukunya.


Sang pelayan pun pergi sambil menggerutu. Sikap Kurapika yang dingin rupanya telah membuatnya kesal.

Ya, itulah Kurapika. Seorang pria dengan karakter yang dingin. Dan bisa ditebak, terkadang sikapnya itu membuat orang-orang yang baru mengenalnya menganggap bahwa dia adalah orang yang menjengkelkan dan tidak peduli pada orang yang ada di sekitarnya. Padahal sesungguhnya Kurapika adalah sosok yang sangat peduli terhadap kawan-kawannya.


Tak berapa lama kemudian…

“Kurapika! Di sini!”
Terlihat seorang remaja laki-laki yang memakai kemeja hijau dengan corak garis berwarna hitam dan celana jeans panjang berwarna hitam, remaja laki-laki itu bernama Gon Freecss.

Gon berteriak memanggil Kurapika sambil melambaikan tangannya dengan ceria. Kurapika menatap Gon dari tempat duduknya sambil tersenyum lembut setelah mendengar namanya dipanggil.

Bhuk!

“Dasar bodoh! Jangan berteriak-teriak begitu, Gon! Bisa-bisanya kau berteriak di tempat yang berkelas tinggi seperti ini! Kau mempermalukanku tahu!”

Tak berselang lama setelah kemunculan Gon, seorang remaja laki-laki berambut silver datang menghampiri Gon lalu memukul kepalanya.

“Killua, ada apa denganmu? Kenapa tiba-tiba datang dan memukul kepalaku sambil marah-marah?!” seru Gon kesakitan sambil terus memegangi kepalanya.

Perilaku mereka yang menghebohkan itu terang saja membuat semua pengunjung di Restoran SunFlakes terkejut dan menoleh ke arah mereka. Meskipun demikian, Gon dan Killua masih saja melanjutkan pertengkaran mereka.

“Sudahlah, hentikan teman-teman. Ternyata sampai sekarang kalian masih belum berubah. Tetap sama seperti dulu.” Kurapika menghampiri mereka berdua sambil tertawa kecil kemudian menepuk bahu Gon & Killua.

“Ayo, kita duduk. Aku sudah menyewa tempat untuk acara kita hari ini,” ucap Kurapika ramah sambil berjalan ke meja mereka.

Kurang lebih 5 menit kemudian, mereka sampai di tempat yang sebelumnya telah dipesan oleh Kurapika. Mereka pun duduk dan mulai berbincang sambil meminum teh hangat yang baru saja diantarkan oleh pelayan Restoran Sunflakes sebagai sambutan selamat datang.

“Eh, Kurapika. Kok sepertinya aku belum melihat Leorio. Bukankah kau juga sudah mengirim e-mail padanya untuk datang hari ini?" tanya Gon sambil terus memperhatikan orang-orang di sekelilingnya.


“Heh, nani?! Siapa katamu, Gon? Oh, ya ya. Aku ingat, Pak tua itu maksudmu?” Seperti biasanya Killua menanggapi pertanyaan Gon dengan santai sambil terus menyeruput teh hangatnya.

"Killua, jangan berkata begitu. Leorio kan juga teman kita," jawab Gon. Sementara Killua sedang asyik membuka Snack Chocorobokun favoritnya.

"Soal e-mail itu, sudah kukirimkan pada Leorio. Katanya dia juga akan datang," kata Kurapika singkat. "Ha..ah. Sepertinya dia juga belum berubah, selalu terlambat dan ceroboh," lanjut Kurapika, sesaat sebelum mulai membaca bukunya kembali.

Sambil menunggu Leorio, mereka bertiga memesan kue dan makanan ringan untuk menahan lapar kemudian melanjutkan obrolan mereka. Mereka bertiga terlihat sangat menikmati saat-saat itu.

~ Sementara itu, di tempat Leorio ~

Drap... Drap...


"Whoa, aku terlambat! Gawat. Aku akan membuat mereka menunggu lama!"

Di tengah keramaian Oxillorve City siang itu, seorang pria berlari menyusuri jalanan Oxillorve City dengan tergesa-gesa sambil menggerutu. Pria berkacamata dengan potongan rambut hitam pendek itu mengenakan jas dan celana panjang hitam dan membawa tas koper yang berwarna hitam. Sudah bisa ditebak, pria berkacamata itu adalah Leorio Paladiknight.

Sesekali Leorio melihat jam tangannya yang menunjukkan Pukul 10.00 pagi , sambil terus berlari dengan panik.

Tiba-tiba...

Bruk!

Leorio menabrak seseorang. Ia dan orang yang ditabraknya jatuh terpelanting ke jalanan yang keras. Leorio segera berdiri dan dengan gusar ia meneriaki orang yang ditabraknya.


"Hey! Ada apa denganmu? Apa kau tahu yang telah kau lakukan? Menabrak orang sembara..." Kata-kata marah Leorio pun terhenti setelah ia melihat siapa yang ditabrak olehnya, wajahnya memerah.

"Astaga, maaf. Tadi aku buru-buru, jadi tidak melihatmu di sana dan akhirnya menabrakmu." Leorio berusaha menutupi rasa malunya dengan meminta maaf sambil menggaruk kepalanya.

"Dasar bodoh! Tak bisakah kau lebih berhati-hati? Masa aku yang sebesar ini sama sekali tak terlihat olehmu? Sekarang lihat akibat perbuatanmu! Semua barang-barangku terjatuh dan berserakan di mana-mana! Dan... Awh... Kepalaku rasanya sakit sekali."

Gadis itu marah karena sangat kesal pada Leorio yang sudah menabraknya. Sambil terus memegangi kepalanya yang masih terasa sakit, perlahan ia memasukkan barang-barangnya yang serakan di jalan ke kotak obat yang dibawanya. Kotak itu berukuran 25x15x15 cm dengan tanda palang (+) berwarna merah di bagian depannya.

"Dasar gadis tempramental! Bukankah aku sudah minta maaf?! Berhentilah marah-marah! Baik, baik. Aku akan membantumu membereskan barang-barangmu!" seru Leorio sambil membantu gadis itu memasukkan barang-barangnya.

"Aku tak butuh bantuanmu. Pergilah!" jawab gadis itu ketus. Tapi, meski demikian Leorio masih terus membantu gadis tersebut merapikan barang-barangnya.

"Sudahlah, ini bentuk rasa tanggung jawabku dan permintaan maafku." Jawaban tegas Leorio yang sedang kesal itu membuat sang gadis terdiam sejenak.

Sambil membereskan barang-barang gadis yang baru saja ditabraknya, Leorio memperhatikan benda yang berserakan itu. Jika diperhatikan barang yang berserakan itu berupa bungkusan plastik kecil transparan yang berisi beberapa pack kaplet.

"Ini... Aspirint. Obat penghilang rasa sakit. Dan jumlahnya banyak sekali," pikir Leorio. "Untuk apa dia membawa banyak obat penghilang rasa sakit? Apa untuk dipakainya sendiri?" Sekali lagi Leorio memperhatikan penampilan gadis tersebut.

"Tidak. Itu tidak mungkin. Dia tak mungkin memakainya sendiri. Dari penampilannya, dress yang dipakainya, kotak obat itu, juga hiasan kepala yang dikenakannya. Sepertinya, dia adalah seorang perawat. Jika benar seperti itu, ada kemungkinan semua obat yang dibawanya akan diberikan untuk pasiennya." Leorio masih sibuk dengan pikirannya sendiri.

"Terima kasih. Semua sudah beres. Berhati-hatilah lain kali agar tidak merepotkan orang lain lagi," jawab gadis itu, suaranya seketika membuyarkan lamunan Leorio.

"Iya, iya. Sekali lagi maafkan aku. Ayo aku bantu kau berdiri." Leorio mengulurkan tangannya untuk membantu gadis yang masih bersimpuh di tepian jalan itu untuk berdiri. Gadis itu menyambut uluran tangan Leorio, tetapi...

"Awh! Kakiku..." Saat berusaha untuk berdiri, gadis itu mengerang kesakitan sambil memegangi pergelangan kakinya.

"Nona, sepertinya pergelangan kakimu terkilir. Jangan khawatir, aku seorang dokter aku bisa membantumu." Leorio tampak sedikit terkejut namun dengan sigap ia segera menawarkan bantuan.

"Tidak perlu. Pergi sana. Aku tak butuh bantuanmu. Semuanya karena kau! Kakiku terkilir sekarang!" erang gadis itu. Ia kembali memarahi Leorio dengan wajah yang terlihat kesakitan.

"Kau ini berisik sekali! Kenapa kau terus memarahiku? Asal kau tahu saja, sebenarnya aku juga menyesal karena telah membuatmu seperti ini. Itulah alasanku ingin membantumu," sahut Leorio dengan nada bicara meninggi. Gadis itu tertegun dan kembali terdiam.

“Uhm.. Baiklah jika kau memang ingin membantu, bawa aku ke sana.” Gadis itu menunjuk ke arah Taman Kota Oxilorve yang berada di seberang mereka. Tanpa banyak bicara Leorio menggendong gadis itu dan membawanya ke taman tersebut.

Taman itu sangat indah dan terlihat asri. Penuh dengan pepohonan dan berbagai jenis bunga yang bermekaran. Selain itu, di tengah taman itu juga terdapat kolam air mancur yang membuat udara di sana semakin sejuk.

Leorio membawa gadis itu ke salah satu bangku taman kemudian mendudukannya di sana. Leorio tersipu, ia membalikkan badannya dengan cepat. Sementara, gadis manis itu hanya menundukkan kepalanya, wajahnya memerah. Suasana hening sejenak.

"Kau bisa pergi. Dan... terima kasih," sahut gadis itu pelan.
Leorio sedikit terkejut namun dengan sigap dia membalikkan badannya ke arah gadis itu lalu berlutut dan mulai memeriksa pergelangan kaki sang gadis yang terlihat bengkak & memar.

"Hey! Kau tidak dengar ya? Aku bilang padamu untuk pergi. Aku bisa atasi semua ini sendirian. Berhentilah mengurusi masalah orang lain, Tuan Dokter Pemarah yang Sok Tahu!" Sekali lagi Leorio dibentak oleh gadis yang tak dikenalnya.

"Apa?! Dengar yah, Aspirint Girl! Aku hanya mencoba membantu. Kenapa kau terus-terusan marah padaku?" Leorio berdiri lalu berteriak. Leorio tak bisa menahan emosinya lagi. Dia menganggap gadis yang berada di depannya saat ini telah meremehkan kemampuannya sebagai seorang dokter.

"Aspirint Girl?! Sudah cukup. Berhentilah memanggilku dengan sebutan aneh itu! Jika kau tidak percaya, berdiri saja di situ dan perhatikan ini baik-baik," sahut sang gadis percaya diri. Sementara itu Leorio hanya melihat dan memandang gadis yang berada di depannya itu dengan tatapan meremehkan.

"Hah, hanya perawat tapi dia begitu sombong,"ucap Leorio.

Guu... Guu...

Gadis itu berkonsentrasi lalu memejamkan matanya dan mengatur nafasnya dengan tenang. Tak berselang lama, muncullah pendaran aura berwarna biru tua keluar dari tubuhnya. Perlahan dia membuka kotak obat di pangkuannya lalu mengambil sebuah perban berwarna soft blue dan membalutkan perban tersebut ke pergelangan kakinya yang sedang cidera. Setelah semua selesai, ia membuka matanya perlahan, secara mengejutkan pendaran aura dari tubuhnya menghilang dan segalanya terlihat normal kembali.
Gadis itu mulai menjejakkan kakinya dan mencoba untuk berjalan.

Tap... Tap...

"Nah, bagaimana Tuan Dokter Pemarah yang Ceroboh dan Sok Tahu? Sekarang aku sudah sembuh. Lihat? Aku sudah bisa berjalan kembali. Lain kali jangan hanya melihat dan menilai seseorang hanya dari penampilan luarnya saja." Gadis itu berjalan mendekati Leorio, menatap tajam Leorio dengan ekspresi tsunderenya yang khas. Leorio hanya bisa tertegun.

"Sudah yah, aku buru-buru. Aku harus mencari sahabatku yang kabur dariku, dia pasti dalam masalah besar. Oh ya, arigatou dan jangan menabrak orang lagi," lanjutnya.

Gadis itu berlalu begitu saja setelah mengucapkan kata-kata perpisahan kepada Leorio. Sementara Leorio masih tetap tertegun dengan posisi berdiri mematung dan terdiam setelah melihat apa yang dilakukan gadis tadi. Ia merasa kagum pada kemampuan pengobatan gadis itu.

"Hmm... Aspirint Girl, dia menggunakan nen untuk mengobati dirinya sendiri. Gadis yang sangat menarik. Dan lagi caranya menatapku dengan tatapan tajam dan ekspresi tsundere yang barusan itu benar-benar membuatku tak bisa berhenti memikirkannya. Kuharap aku bisa bertemu lagi dengannya." Sepertinya Leorio benar-benar tertarik pada gadis itu, dan terlihat dia masih terus memikirkan wanita tersebut.

Bip... Bip...
Alarm jam tangan Leorio berbunyi, menunjukkan Pukul 10.45.

"Ha..ah? Aku terlambat 45 menit. Celaka!" Leorio mulai panik lagi, kemudian berlari secepat yang dia bisa ke Restoran SunFlakes tempat ketiga temannya telah menunggu.

Normal POV
~ Sunflakes Restaurant ,Oxillorve City, Pukul 11.00 Pagi ~


"Ya, ampun. Ke mana sih, Pak Tua itu? Kita sudah hampir mati bosan & kelaparan karena menunggunya selama satu jam." Killua mulai gusar.
"Lihat, ChocoRoboKun punyaku sudah hampir habis. Pasti Pak Tua itu sudah terlalu tua sehingga sulit berjalan kemari," tambahnya. Killua mulai tidak sabar dan dengan kesal terus marah-marah sendiri sambil menunjuk 10 box ChocoRoboKun-nya yang telah kosong.

"Bersabarlah, Killua. Mungkin Leorio sedang ada masalah darurat. Sekarang dia sudah menjadi seorang dokter, kan? Pasti dia sangat sibuk." Gon mencoba menenangkan Killua yang masih marah-marah.

Prek!

"Baik akan kucoba menelponnya." Kurapika menutup buku yang sedang dibacanya kemudian mengambil ponsel dari tas kecil yang dibawanya. Tepat saat Kurapika hendak menelpon Leorio, tiba-tiba...

Terdengar suara pintu dibuka dengan keras. Dan terlihatlah Leorio dengan penampilan yang mengejutkan. Wajah yang terlihat kelelahan, tatanan rambut yang berantakan, juga baju yang kelihatan sangat kotor. Tentu hal itu membuat kawan-kawannya terkejut.

Gon terdiam karena sangat heran melihat kondisi Leorio, sedangkan Killua justru tertawa keras begitu melihat penampilan temannya yang baru datang itu, dan Kurapika hanya melihat Leorio dari tempat duduknya sambil menghela nafas panjang seakan sudah memperkirakan bahwa hal itu akan terjadi.

Melihat kondisi Leorio, Gon menghampirinya, menepuk-nepuk wajah dan pakaian kawan lamanya itu, lalu berkata, "Le...Leorio, apa ini benar-benar kau?"

"Sudahlah, Gon. Hentikan itu, ini aku Leorio dan aku baik-baik saja," ujar Leorio sambil menepis pelan tangan Gon dari wajah dan pakaiannya, berusaha untuk meyakinkan Gon bahwa dirinya baik-baik saja.

"Baiklah, lihat di sana yang lain sudah menunggu. Ayo!" Gon berkata dengan ramah dan mendorong tubuh Leorio dari arah belakang menuju ke tempat teman-temannya berada. Sekilas Leorio melihat ke arah ke dua orang temannya yang sedang duduk di kursi mereka. Kurapika menatap Gon dan Leorio dengan senyuman tipis sedangkan Killua justru tertawa semakin keras saat melihat mereka berdua.

Sekitar 2 menit kemudian Gon dan Leorio sampai di meja mereka. Leorio mendapat kata sambutan dari Killua.

"Akhirnya, Pak Tua ini datang juga. Kupikir kau sudah tidak lagi sanggup berjalan kemari. Haha..." Killua mengejek Leorio sambil tertawa.

Belum sempat Leorio menjawab sambutan Killua, Kurapika berkata dengan nada sinis. "Huh, dasar bodoh! Dari mana saja kau? Hampir 1 jam kami menunggumu di sini. Kenapa kau tidak pernah berubah? Selalu saja merepotkan orang lain," kata Kurapika sambil memasukkan kembali ponselnya ke dalam tasnya lalu membuka dan membaca kembali bukunya.

"Sudahlah, kalian ini berisik sekali. Yang penting aku sudah datang kan? Lagipula jika bukan karena Aspirint Girl yang kutemui tadi aku tidak akan terlambat menemui kalian." Leorio berusaha membela diri karena terus menerus dihujani sindiran oleh teman-temannya.

"Eh? Leorio. Siapa itu Raspisin Girl yang kau bicarakan?" tanya Gon. Gon terlihat manis dengan ekspresi bingung di wajahnya, ia memiringkan kepalanya ke kiri saat bertanya kepada Leorio.

"Gon. Yang benar itu Aspirint bukan Raspisin," kata Kurapika menanggapi pertanyaan Gon yang sebenarnya ditujukan untuk Leorio. Gon terlihat masih bingung.

"Dalam dunia kedokteran, Aspirint adalah obat penahan rasa sakit," tambah Kurapika sambil melihat ke arah Gon dan tersenyum padanya.

"Oh, nama obat yah? Tapi tadi Leorio bilang Ras... Eh, Aspirin Girl? Apa hubungannya?" ulang Gon dengan penasaran sambil terus memandangi Kurapika yang kembali membaca bukunya.

Setelah mendengar pertanyaan Gon, Kurapika menoleh pada Gon dan mengangkat bahunya, menandakan bahwa sebenarnya dia juga tidak tahu apa-apa mengenai Aspirint Girl yang baru saja disebut oleh Leorio.

"Dasar Gon. Kau itu terlalu polos, jawabannya mudah. Pak Tua ini pasti menggodai gadis lain lagi dan menjadikannya sebagai alasan pelarian agar kita tak marah padanya. Kau tahu kan kebiasaannya. Hehehe..." Killua kembali menyindir Leorio sambil terkikik kecil.

"Heh, anak kecil! Jaga bicaramu dan berhentilah memanggilku dengan sebutan Pak Tua. Kalau bukan karena gadis itu, aku pasti takkan terlambat!" bentak Leorio yang tidak dapat menerima sindiran tajam dari Killua.

"Lalu kau mau apa, Hah?" Killua masih bersikap santai. Dia duduk dan menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Cih, bocah ini!" gerutu Leorio geram. Perasaan kesal Leorio memuncak ,dia beranjak dari tempat duduknya kemudian melipat lengan bajunya dan mengepalkan tangannya hendak memukul Killua.

"Hentikan! Hentikan teman-teman. Kita berada di sini bukan untuk bertengkar. Ingat?" Gon menghadang Leorio, berusaha menenangkan Leorio, sedangkan Killua masih saja bersikap seolah tak tahu apa-apa dengan wajah tak berdosa dan sibuk melahap Snack ChocoRoboKun-nya yang terakhir. Sementara itu, Kurapika masih sibuk membaca bukunya. Seketika Restoran SunFlakes yang tadinya tenang mendadak ramai saat empat sekawan yang lama tidak berjumpa itu kembali bertemu.

Siang itu, Restoran SunFlakes menjadi saksi bisu atas terjadinya suatu peristiwa bersejarah bagi Gon dan Co. karena di sinilah awal dari petualangan baru mereka. Petualangan yang membuat mereka harus mempertaruhkan segala yang mereka miliki, termasuk PERSAHABATAN mereka.


~ EPILOG CHAPTER 1 ~


"Mereka adalah orang-orang yang menarik. Orang-orang yang selama ini kucari. Yah, itu benar. Pasti tidak salah lagi. Aku sangat yakin bahwa mereka berempat pasti bisa membantuku, teman-temanku dan juga rakyatku. Aku, aku harus menemui mereka."

Sementara Gon & Co. menghabiskan siang hari mereka dengan tertawa bersama dan bercerita mengenai hal-hal menarik yang telah mereka lalui selama mereka tidak berjumpa. Seseorang yang misterius terus memperhatikan mereka dari balik jendela Restoran SunFlakes, Oxillorve City.

"?!"
Kurapika tersentak dan dengan reflek cepat menoleh ke arah jendela. Ia merasa ada seseorang yang terus memperhatikan gerak-geriknya dan juga teman-temannya. Akan tetapi saat dia menoleh dan memperhatikan keadaan di luar jendela tersebut, yang ia lihat hanyalah beberapa pejalan kaki yang nampak lalu lalang di jalanan Oxillorve City.

"Ada apa, Kurapika?" tanya Gon pada Kurapika sambil memakan Tart Cake hangat pesanan mereka yang baru saja datang.

"Tidak, Gon. Tidak ada apa-apa." Kurapika tersenyum pada Gon, meski di dalam hatinya masih menyimpan rasa penasaran atas perasaan aneh yang baru saja dirasakannya beberapa saat lalu.

***


CHAPTER 1 END
To Be Continued

***

Next Chapter
CHAPTER 2
MYSTERIOUS X ZIRCON X NEW FRIENDSHIP

***



A/N :
{Sesi Curhat(?)}


Yep!
Setelah Ai sempat hiatus selama berbulan-bulan lamanya.
Akhirnya Revisi yang kesekian kalinya ini pun selesai. XD



Nah, teman-teman dan para readers sekalian.
Seperti inilah Dark Blood Rises Chapter 1 setelah direvisi berulang-ulang (terutama untuk bagian Time Setting-nya) berdasarkan review baik dari para readers maupun rekan-rekan Author lain.
Semoga saja kali ini Fanfic-nya lebih baik & lebih enak untuk dibaca yah.
Minimal tidak membuat bingunglah.
:P
Kalau ternyata Fanfic ini masih kurang bagus, Ai selaku Author meminta maaf sekaligus mau meminta saran & kritik dari para readers sekalian agar kedepannya Fanfic ini bisa jauh lebih baik lagi.


Akhir kata, Ai cuma mau mengucapkan :


"Doumo Arigatou Gozaimasu, Minna-san."


Terima kasih bagi para readers yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk me-R&R(?) Dark Blood Rises Chapter 1 yah.
See ya at next Chapter, Minna-san.


Salam hangat,


Ai-Ryuusa